Di Tingkat Pemula, Anda telah berkenalan
dengan bisnis perdagangan berjangka. Kini saatnya Anda akan naik ke
jenjang yang lebih tinggi, di mana Anda akan mempelajari dasar-dasar
yang Anda perlukan untuk bisa bertransaksi dengan baik.
Di Tingkat Dasar ini, Anda akan
diperkenalkan dengan pilar-pilar dasar yang harus Anda ketahui untuk
melakukan transaksi dengan baik. Penguasaan akan dasar-dasar inilah
nanti yang akan mempermudah Anda mempelajari teori-teori dan trik-trik
trading yang lebih canggih. Ibarat calon tentara, Anda tetap harus
belajar berbaris dulu sebelum mempelajari strategi bertempur.
Pastikan Anda mempelajari topik demi
topik di Tingkat Dasar ini. Jika ada hal-hal yang kurang Anda pahami,
Anda bisa bertanya pada tim kami lewat chat yang tersedia di website
ini.
Jadi, apa yang Anda tunggu? Mari segera kita mulai!
Anda
telah mempelajari dasar-dasar analisis teknikal mulai dari support,
resistance, trend line, serta channel. Sekarang, Anda akan mempelajari
strategi meraih peluang pasar berdasarkan dasar-dasar analisis teknikal
tersebut.
Sebelum kita lanjutkan, ingatlah bahwa
pada dasarnya trend line dan channel juga adalah support dan resistance.
Pada saat down trend, trend line berfungsi sebagai resistance.
Sebaliknya, pada saat uptrend, trend line berfungsi sebagai support.
Pada dasarnya ada dua strategi yang bisa Anda terapkan berdasarkan support dan resistance. Yang pertama disebut “bounce trading”, yang ke dua disebut “breakout trading”.
Pada dasarnya ada dua strategi yang bisa Anda terapkan berdasarkan support dan resistance. Yang pertama disebut “bounce trading”, yang ke dua disebut “breakout trading”.
Bounce trading
Metode trading ini memanfaatkan
“pantulan” harga ketika harga sudah mencapai support atau resistance dan
memantul dari sana. Ilustrasi di bawah ini akan menjelaskan apa yang
dimaksud dengan bounce trading ini.
Intinya Anda menunggu ada pantulan dari
area support atau resistance untuk melakukan trading. Mengapa tidak
melakukan sell tepat pada resistance atau buy tepat pada support? Karena
Anda memerlukan semacam konfirmasi bahwa support atau resistance
tersebut belum tembus. Bisa jadi pergerakan harga naik atau turun begitu
tajam dan cepat hingga langsung menembus support atau resistance. Nah,
pantulan inilah yang menjadi semacam pertanda bahwa level support atau
resistance itu masih kuat. Di level pembahasan yang lebih lanjut, Anda
juga akan mempelajari konfirmasi seperti apa yang bisa Anda kenali.
Breakout trading
Dalam dunia trading, support dan
resistance tidak akan selamanya bertahan. Pada suatu saat level-level
tersebut pasti akan tembus. Pada saat seperti itu Anda masih bisa
mencoba mencari peluang dengan strategi yang dinamakan breakout trading. Strategi breakout trading
ini seratus persen berbeda dengan bounce trading. Jika pada bounce
trading Anda menunggu pantulan untuk buy atau sell, pada strategi
breakout Anda malah memanfaatkan tembusnya support dan resistance dengan
asumsi bahwa tembusnya support atau resistance cenderung diikuti oleh
rally.
Ilustrasi di bawah ini menggambarkan strategi breakout trading dengan memanfaatkan tembusnya support atau resistance.
Strategi yang digambarkan di atas
merupakan strategi agresif, di mana transaksi langsung dilakukan setelah
mendapatkan konfirmasi tembusnya level support atau resistance. Yap,
lagi-lagi konfirmasi dibutuhkan untuk melakukan aksi.
Suatu support atau resistance dianggap tembus jika memenuhi paling tidak salah satu dari dua hal berikut:
1. Jika Anda menggunakan candlestick
chart, maka body dari candlestick tersebut harus memotong/menembus garis
support atau resistance.
2. Pada saat terjadi breakout, terjadi
peningkatan volume. Semakin signifikan peningkatannya, maka breakout
dianggap semakin valid. Mengenai volume ini, akan kita di kesempatan
lain.
Nah, itu tadi adalah strategi breakout trading yang agresif. Tapi ada trader yang memilih untuk menunggu konfirmasi selanjutnya.
Golongan trader yang tidak agresif ini
menerapkan strategi breakout yang agak konservatif. Supaya lebih
gampang, kita sebut saja strategi breakout konservatif. Bagaimana sih strategi konservatif ini?
Strategi breakout konservatif ini sebenarnya memadukan strategi breakout dan bounce trading. Begini ceritanya:
Ketika breakout sudah terkonfirmasi,
Anda tidak langsung mengambil posisi buy atau sell seperti strategi
breakout agresif, melainkan Anda menunggu terjadi “pullback” kembali ke
area support atau resistance. Setelah terjadi pullback, Anda menunggu
lagi terjadi pantulan dari level support atau resistance tersebut.
Barulah kemudian Anda melakukan transaksi buy atau sell.
Supaya Anda bisa lebih mudah dalam memahami pemaparan di atas, kami sudah menyiapkan ilustrasi untuk menggambarkan strategi ini.
Baik strategi breakout agresif maupun
konservatif memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Jika Anda
menggunakan strategi breakout yang agresif, keuntungan yang Anda peroleh
adalah Anda bisa segera entry dan tidak akan ketinggalan “momen”. Tapi
tentu saja strategi ini memiliki kelemahan. Misalnya Anda telah
melakukan sell segera ketika support tembus, namun ternyata harga naik
lagi dan kembali berada di atas support tadi.
Nah, strategi konservatif memiliki
keunggulan dalam hal itu. Dengan menggunakan strategi ini, kemungkinan
Anda untuk terjebak adalah lebih kecil karena Anda menunggu pullback
dulu dan mencari konfirmasi pantulan. Namun perlu diketahui juga bahwa
PULLBACK TIDAK SELALU TERJADI setelah terjadi breakout. Di sinilah
kelemahan strategi konservatif, yaitu Anda akan berpotensi kehilangan
kesempatan untuk entry karena harganya sudah telanjur lari.
Setiap trader punya gaya yang
berbeda-beda. Anda bisa memutuskan apakah Anda akan menjadi si Agresif
atau sang Konservatif. Bagi Anda yang penyabar, strategi konservatif
mungkin cocok untuk Anda terapkan. Namun jika Anda adalah pribadi yang
gesit dan menyukai tantangan, mungkin lebih cocok menggunakan strategi
agresif. Tim edukasi kami nanti bisa membantu Anda untuk memilih
strategi yang sesuai dengan kepribadian Anda. 🙂